Setiap suku bangsa didunia ini memiliki asal-usul menurut versinya sendiri, dan menurut cerita, legenda atau kejadian yang dalam Bahasa Luangaan Regaatn Tataau sub. Suku Dayak Benuaq disebut Tempuutn. Menurut versi Dayak Luangaan Regaatn Tataau sub. Suku Dayak Benuaq semua kejadian yang ada di dunia ini memiliki asal usul sejarah yang melatar-belakanginya, sehingga apabila hal tersebut ada disekitar lingkungannya tentu memiliki asal usul dan di beri nama, sebut saja jenis pepohonan atau kayu-kayuan, jenis peralatan baik peralatan pertanian maupun peralatan untuk menjaga diri seperti Manaau atau Mandau.
Suku Luangaan Regaatn Tataau sub. Suku Dayak Benuaq merupakan salah satu sub unit suku-suku yang hidup menetap di Negara Indonesia yang turut menyumbangkan kekayaan keberagaman budaya di Indonesia, yang tentunya juga memiliki latar belakang secara history terjadinya (Tempuutn), manusia, dan alam sekitarnya serta isinya yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, oleh sebab itu masyarakat adat Dayak Luangaan Regaatn Tataau sub. Suku Dayak Benuaq sangat menghargai hubungan antar Sang Penciptanya yang disebut Letala (Sang Maha Kuasa) yang diberi gelar Perejadiq Bantikng Langit Peretikaaq Bantikng Tuhaaq, yang artinya Sang Maha Kuasa, Dia yang menjadikan Langit dan Bumi dan segala isinya, Dia yang paling tua atau dituakan, maksudnya tidak ada yang lebih tua dan berkuasa selain Letala (Allah) Dialah awal dan akhir.
Dayak Luangaan Regaatn Tataau sub. Suku Dayak Benuaq sangat menghargai dan di haruskan oleh adat budayanya sendiri untuk hidup menghargai dan bersolidaritas (Sempekat) antar sesama Manusia, dengan lingkungan, seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan serta benda-benda lainnya seperti tanah, udara, matahari, dll. Untuk mengorbankan salah satu hewan tidak boleh dilakukan secara sembarangan atau langsung dikurbankan tanpa adanya pembacaan Tempuutn asal usul hewan kurban tersebut, mengapa harus di bacakan asal-usul karena dengan menceritakan asal usul memberi penghargaan kepada hewan tentang keberadaannya yang sangat penting dalam menunjang kehidupan di dunia dan mengingatkan bahwa hewan kurban sudah dikodratkan untuk dikurbankan, sehingga hewan tersebut tidak melapalkan sumpah serapah kepada yang telah mengurbankannya bahkan mendoakan yang terbaik bagi kehidupan pemilik acara.